PP Muhammadiyah: Gempa sebagai Media Introspeksi

Kamis, 9 Agustus 2018 – 22:24 WIB

Kata Fathurrahman, harus diakui pula bahwa ada bencana yang terkait dengan perilaku manusia.

Hidayatullah.com– Majelis Tabligh Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah menyampaikan keprihatinan dan rasa duka yang mendalam kepada masyarakat korban gempa Nusa Tenggara Barat (NTB) dan sekitarnya.

Gempa ini telah mengakibatkan jatuhnya ratusan korban jiwa, kerusakan rumah-rumah penduduk, sejumlah fasilitas infrastrukur, bangunan-bangunan masjid, sekolah, dan lain-lain.

“Terkhusus bagi yang wafat dalam peristiwa tersebut kami berdoa semoga Allah Ta’ala memuliakan mereka di Sisi-Nya, serta keluarga yang ditinggalkan dianugerahkan kekuatan jiwa, raga, dan kesabaran yang baik. Âmîn yâ Rabb al-‘Âlamîn,” ujar Ketua Majelis Tabligh PP Muhammadiyah, Fathurrahman Kamal, dalam keterangan tertulisnya kepada hidayatullah.com, Kamis (09/08/2018).

Majelis Tabligh PP Muhammadiyah menyeru kepada seluruh masyarakat dan bangsa Indonesia, khususnya kaum Muslimin, untuk membangun cara pandang yang positif (husnudhan) dan cara bersikap yang benar (husnul mawqif) terhadap peristiwa alam dan masalah kebencanaan.

Fathurrahman memaparkan, letak geografis Indonesia yang sangat strategis telah menjadikannya sebagai pusat peradaban, tetapi sekaligus juga mengandung potensi alamiah yang membahayakan dan menghancurkan.

Potensi gempa bumi, tsunami, badai, gunung berapi, banjir, hingga tanah longsor adalah sisi lain tak terpisahkan dari kesuburan, kemakmuran, dan posisi strategis yang dimiliki negeri ini.

Indonesia terletak di kawasan pertemuan tiga lempengan bumi, yaitu Eurasia, Pasifik, dan Indo-Australia. Juga terletak di daerah sabuk api (ring of fire) dimana terdapat 187 gunung api berderet dari barat ke timur.

Di samping faktor alam tersebut, Fathurrahman melanjutkan, kompleksitas kondisi masyarakat Indonesia dari segi demografis (kepadatan penduduk), dan dari segi ekonomi (angka kemiskinan yang masih tinggi), telah menambah tingginya kerentanan terhadap peristiwa bencana alam.

Saat ini, kata dia, Indonesia menempati ranking pertama resiko tsunami dari 265 negara, resiko longsor dari 162 negara, ranking ketiga dari 153 negara terhadap resiko gempa bumi, dan ranking keenam dari 162 negara untuk resiko bencana banjir.

“Berangkat dari fakta tersebut, peristiwa bencana alam seperti gempa bumi yang terjadi saat ini tidak serta merta dituding dan dipahami sebagai wujud kemurkaan dan adzab Allah Ta’ala, terlebih dijadikan sebagai komoditas politik rendahan,” kata Fathurrahman.

“Bahkan dapat dipahami bahwa bencana merupakan bentuk kebaikan dan kasih sayang (rahmah) Allah Ta’ala kepada hamba-hamba-Nya, yakni sebagai media untuk introspeksi seluruh perbuatan manusia yang mendatangkan peristiwa yang merugikan manusia itu sendiri.”

Meskipun, kata Fathurrahman, harus diakui pula bahwa ada bencana yang terkait dengan perilaku manusia.

 “Umumnya terjadi akibat kerusakan yang ditimbulkan oleh eksploitasi manusia yang berlebihan terhadap alam dan diri mereka sendiri,” ungkapnya.

Dalam ajaran Islam, terangnya, kerusakan yang terjadi di muka bumi ini diyakini sebagai akibat kesalahan tindakan manusia dalam menjalankan fungsi kekhilafahannya.

“Kesalahan tindakan manusia terjadi karena yang bersangkutan tidak mampu mengendalikan dan menyeimbangkan hak, kewajiban, dan fungsinya sebagai hamba dan khalifah-Nya,” pungkasnya.* Andi

Rep: Admin Hidcom

Editor: Muhammad Abdus Syaku

Sumber : https://www.hidayatullah.com/berita/nasional/read/2018/08/09/148209/pp-muhammadiyah-gempa-sebagai-media-introspeksi.html

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

*

*

*

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.

Jadwal Sholat


Jadwal Sholat Di Beberapa Kota